Ujub Berarti Memuji dan Mengagungkan
Diri Sendiri. Padahal Sejatinya Segala Puji Hanya Milik Allah.
Ujub dilakukan oleh manusia yang
MERASA memiliki kelebihan dibandingkan orang lain karena MERASA prestasi diri sendiri
(dunia dan akhirat) tanpa melihat dan merasakan sejatinya prestasinya tersebut
didapat dari izin Allah (Ar Rahman dan Ar Rahim)
Obat Mengatasi Ujub
- Memahami bahwa semua nikmat itu
sumbernya hanya dari Allah
- Memahami Bahwa Prestasi Apapun
Bersumber Atas Izin Allah
- Tawadhu
Yang Berarti Tidak Minder dan Tidak Ujub,
Bahasan Tawadhu akan dibahas dalam
satu artikel lain supaya mudah saya pahami
Perkataan Ulama Salaf tentang Ujub
1. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
berkata, “Kehancuran itu ada dua: putus asa dan bangga diri (ujub)”.
2. Abu Hamid berkata, “Ibnu Mas’ud
mengumpulkan keduanya, bahwa orang putus asa dan orag yang ujub keduanya tidak
pernah bahagia. Karena orang yang putus asa tidak lagi berusaha dan
tidak pula mencari kebahagiaan karena sudah putus asa. Sedangkan orang yang
ujub juga tidak berusaha mencari kebahagiaan karena menyangka bahwa dia telah
meraihnya”
Beberapa Kisah Ujub Dalam Alquran
1. Qarun
Qarun (Bahasa Arab قارون ) adalah salah seorang sepupu Musa, berasal dari Bani
Israel. Qarun disebut dalam Al-Quran sebanyak empat kali, dua kali di surah
Al-Qasas, satu kali di surah Al-'Ankabut dan satu kali di surah Al-Mu’min.Qarun
adalah orang yang sering memakerkan kekayaan.
Qarun adalah sepupu Musa, anak dari
Yashar adik kandung Imran ayah Musa. Baik Musa maupun Qarun masih keturunan
Yaqub, karena keduanya merupakan cucu dari Quhas putra Lewi, Lewi bersaudara
dengan Yusuf anak dari Yaqub, hanya berbeda ibu. Silsilah lengkapnya adalah
Qarun bin Yashar bin Qahit/ Quhas bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim.
Awal kehidupan Qarun sangatlah
miskin dan memiliki banyak anak. Sehingga pada suatu kesempatan ia meminta Musa
untuk mendoakannya kepada Allah, yang ia pinta adalah kekayaan harta benda dan
permintaan tersebut dikabulkan oleh Allah. Dikisahkan pula dalam Al-Qur'an dia
juga sering mengambil harta dari Bani Israel yang lain dan dia memiliki ribuan
gudang harta melimpah ruah, penuh berisikan emas dan perak.
Setelah menjadi kaya raya, Qarun
menjadi orang yang sombong dan suka pamer. Orang-orang kaya biasanya menyimpan
kunci harta mereka dalam tempat rahasia agar tidak diketahui orang lain. Qarun
bisa saja membuat sebuah tempat besar yang tersembunyi untuk menampung
kunci-kuncinya, tapi dia tidak melakukannya karena dia ingin menunjukkan
kekuatan dan kekuasaannya.
Jadi kebiasaannya adalah membawa sepuluh orang kuat kemanapun dia pergi. Kesepuluh orang ini adalah pria-pria perkasa yang berotot kekar. Mereka mengikuti Qarun kemanapun dia pergi hanya untuk membawakan kunci-kuncinya. Meskipun sudah dibawa sepuluh orang pria perkasa, tetap saja mereka merasa bahwa kunci-kunci Qarun terasa berat.
Kebiasaan Qarun yang lain adalah dia
selalu mengenakan pakaian yang berbeda setiap kali keluar rumah.
Pakaian-pakaiannya merupakan jubah-jubah mewah yang paling mahal di zaman itu.
Dia juga punya banyak kuda, punya tentara pribadi, punya bodyguard, punya
banyak istana, dan harta benda. Tidak terhitung jumlah kekayaan yang diberikan
Allah kepadanya.
Qarun juga bisa memainkan
orang-orang, dia bisa melakukan apapun karena punya kekuatan. Fir’aun
adalah teman baik Qarun. Jika ada seseorang yang punya masalah dengannya, Qarun
tinggal memberitahu Fir’aun maka habislah orang itu. Dia bisa membuat seseorang
menjadi budak jika dia mau. Jadi tak seorang pun berani dengan Qarun. Dia
adalah seorang tiran yang dijadikan Allah sebagai contoh di dalam Al-Qur’an.
Pada suatu hari, Qarun memilih
pakaian terbaiknya. Kemudian dia pergi ke pekarangan istananya yang luas dan
dia berjalan-jalan sambil memilih-milih kudanya. Akhirnya pandangannya tertuju
ke salah satu kuda miliknya sembari tangannya menunjuk. Dia berkata kepada
pelayannya “Kuda itu yang disana! Kuda yang memiliki bulu paling putih. Aku
ingin menaiki kuda itu sekarang!” Mereka menghias kuda itu dengan berbagai
macam pernak-pernik. Andaikan orang-orang di jalan melihat kuda putih itu,
tentu mereka akan terkagum-kagum melihatnya. Jadi dia menaiki kuda putih itu
dan berkata: “Tentara-tentaraku! Datanglah kemari!” Kemudian dia menunjuk
tentara-tentara terbaiknya. Lalu tentara-tentara itu berbaris mengikutinya dari
belakang. Kemudian dia menunjuk sepuluh orang pria kekarnya dan berkata
“Bawalah SEMUA harta-hartaku! Hari ini aku ingin menunjukkan harta-hartaku pada
orang-orang. Bawa semua emas, perak, perunggu, barang-barang mewahku, koleksi
pribadiku, dan yang lainnya. Aku ingin kalian membawa semuanya. Bahkan kalian
para tentara juga harus membawanya! Ketika kita lewat, aku ingin semua orang
terkagum-kagum melihat banyaknya hartaku.”
Jadi dia membawa semua harta
karunnyaa, ada begitu banyak rubi, permata, mutiara, emas, dan perhiasan dalam
berbagai bentuk. Ketika dia berparade keliling kota dari istananya, orang-orang
di jalan melihatnya. Dan orang-orang yang menginginkan yang hanya menginginkan
dunia ini berkata “Lihatlah semua ini. Andai saja kita mempunyai apa yang Qarun
miliki.” Mereka sangat menginginkan harta itu. Bayangkanlah, seluruh kota menyaksikannya.
Di antara mereka juga ada ahli agama. Mereka berkata “Jangan meminta seperti
itu! Celakalah kamu! Sesungguhnya apapun yang Allah berikan kepadamu sudah
cukup.”
Jadi ketika Qarun keluar membawa semua hartanya dan orang-orang di jalan melihatnya dengan terkagum-kagum, Ada orang di sisi kanan dan ada di sisi kiri, sedangkan parade Qarun berada di tengah-tengahnya. Ketika dia merasakan keangkuhan yang tertinggi dan berpikir “Wow, inilah diriku!”
Tiba-tiba Allah memerintahkan bumi
untuk menelannya! Jadi tiba-tiba bumi bergemuruh. Kemudian jalanan mulai retak.
Kemudian retakan itu semakin membesar sehingga terciptalah sebuah lubang yang
menganga. Lubang yang besar itu menelan Qarun beserta semua tentaranya,
kunci-kuncinya, hartanya, bahkan Allah memerintahkan bumi untuk menelan
istananya! Dan orang-orang yang sedang mengamati, beberapa dari mereka
berlarian, tapi pada akhirnya mereka sadar bahwa bumi hanya menelan Qarun dan
hartanya. Kemudian bumi kembali seperti semula seakan-akan tidak ada yang terjadi.
Orang-orang sangat terkejut. Allah telah menunjukkan kepada orang-orang dan
Qarun tentang siapa Raja yang sesungguhnya.
”Sesungguhnya
Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan
Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika
kaumnya berkata kepadanya: ‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri’. Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Qarun
berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”.
Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan
umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan
harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang
dosa-dosa mereka.” ”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai
seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar
mempunyai keberuntungan yang besar”.
Berkatalah
orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala
Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan
tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.” Maka Kami
benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu
golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk
orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang
kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: “Aduhai. benarlah Allah
melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah).” Negeri akhirat itu, Kami jadikan
untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.”
(QS.
Al-Qashash: 76-83)
2. Firaun
Jenazahnya masih diawetkan sebagai bukti
kebenaran dari Alquran dan Hal ini yang membuat banyak ilmuwan masuk islam
Kisah Ujub Dalam Hal Akhirat
(
(
MINDER
Minder Berarti Merendahkan
Diri Sendiri karena berputus asa untuk mendapatkan nikmat Allah
Minder dilakukan oleh manusia yang
MERASA memiliki kekurangan dibandingkan orang lain karena MERASA tidak adanya prestasi diri sendiri
(dunia dan akhirat) tanpa melihat bahwa Allah sudah memberikan kesempurnaan nikmat dan potensi yang sama buat dirinya
Obat Minder
- "Lihat, Dengar Dan Rasakan" Banyaknya Nikmat Yang Allah Berikan
- Pahami Bahwa Nikmat Yang Diberikan Allah kepada Kita Sudah Sempurna dan Tidak Kurang Satu Hal Apapun
- Tawadhu Yang Berarti Tidak Minder dan Tidak Ujub
- Tawadhu Yang Berarti Tidak Minder dan Tidak Ujub
Perkataan Ulama Salaf tentang Minder
1. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
berkata, “Kehancuran itu ada dua: putus asa dan bangga diri (ujub)”.
2. Abu Hamid berkata, “Ibnu Mas’ud
mengumpulkan keduanya, bahwa orang putus asa dan orag yang ujub keduanya tidak
pernah bahagia. Karena orang yang putus asa tidak lagi berusaha dan
tidak pula mencari kebahagiaan karena sudah putus asa. Sedangkan orang yang
ujub juga tidak berusaha mencari kebahagiaan karena menyangka bahwa dia telah
meraihnya”
Kisah Orang Minder
Pertanyaan Untuk Kita
SETELAH Mendapatkan Prestasi Dan
Nikmat Kata Kata dan Tindakan Apa Yang Keluar Dari Diri Kita?
SEBELUM Mendapatkan Prestasi Dan dan
Nikmat Kata Kata dan Tindakan Apa Yang Keluar Dari Diri Kita?
Apakah Kita Bertindak Untuk Mendapatkan Nikmat Allah untuk Dunia dan Akhirat Kita ?
Apakah Kita Bertindak Untuk Mendapatkan Nikmat Allah untuk Dunia dan Akhirat Kita ?