Syukur adalah lisan mengucapkan pujian kepada Allah,
hati cinta dan taubat yang disertai ketaatan dan
jasad menggunakan semua kesempurnaan yang sudah diberikan
hati cinta dan taubat yang disertai ketaatan dan
jasad menggunakan semua kesempurnaan yang sudah diberikan
untuk mencapai tujuan dunia dan akhirat
Apapun yang SUDAH Terjadi
Suka dan Duka adalah ketetapan Allah
Kita sebagai manusia diberikan pilihan
Syukur Atau Kufur
Silahkan Pilih
Dan Konsekuensinya Tidak Dapat Kita Pilih
Jika Bersyukur Akan Mendapatkan Tambahan Nikmat
Dan Jika Kufur Maka Diambil Lagi Nikmat Yang Sudah Ada
Allah berfirman:
“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan:
‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
Kami pasti akan menambah nikmat kepadamu, dan
jika kamu mengingkari nikmat-Ku
maka sesungguhnya adzab-Ku amatlah pedih’.”
Surat Ibrahim ayat 7
Allah Ta’ala berfirman,
ŁَŲ„ِŁْ ŲŖَŲ¹ُŲÆُّŁŲ§ ŁِŲ¹ْŁ
َŲ©َ Ų§ŁŁَّŁِ ŁَŲ§ ŲŖُŲْŲµُŁŁَŲ§ Ų„ِŁَّ Ų§ŁŁَّŁَ ŁَŲŗَŁُŁŲ±ٌ Ų±َŲِŁŁ
ٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah,
niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An Nahl: 18)
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”. (Qs. An Nahl: 53)
berterimakasih kepada Allah atas nikmat yang diberikan oleh Allah karena SUDAH MENERIMA nikmat yang SUDAH sempurna dan Gunakan apa yang sudah diberikan untuk mencapai tujuan dunia dan akhirat dan puncak tertinggi tujuan kita hanyalah ridha Allah
Contoh :
Berdagang, Memberi Nafkah Keluarga, Nikah, Makan, Minum, Bernafas, dan dalam bertindak apapun untuk mencapai ridha Allah
(Syukur ini yang dianjurkan walaupun mungkin sulit memaksimalkan namun bisa selalu kita usahakan dengan selalu bertindak agar jadi kebiasaan)
Syukur Hati (Fokus melihat apa yang sudah Allah berikan dan ucapkan Alhamdulillah)
Dalam kondisi terpuruk maka bandingkan diri kita kepada kondisi orang yang lebih buruk kondisi hidupnya dibandingkan kita kemudian tetap ucapkan Alhamdulillah (Segala Pujian Milik Allah)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) [al kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hajar mengatakan, “Yang dimaksud dengan al khalq adalah bentuk tubuh. Juga termasuk di dalamnya adalah anak-anak, pengikut dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan duniawi.” (Fathul Bari, 11/32)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Qudamah rahimahullah,
“Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan hati, lisan dan anggota badan. (Minhajul Qosidin, hal. 305).
Syukur dari hati dalam bentuk rasa cinta dan taubat yang disertai ketaatan.
Adapun di lisan, syukur itu akan tampak dalam bentuk pujian dan sanjungan.
Dan syukur juga akan muncul dalam bentuk ketaatan dan pengabdian oleh segenap anggota badan.” (Al Fawa’id, hal. 124-125)
Sebagai manusia tidak bisa semuanya kita syukuri
karena nikmat yang diberikan sudah sempurna dan terlalu banyak dan tidak bisa kita hitung
sehingga kita tidak akan mampu mensyukurinya semuanya
Tugas kita adalah selalu berusaha mensyukuri apa yang ada, menggunakan yang sudah diberikan untuk ketaatan misalnya adalah menggunakan mata untuk membaca alquran, menggunakan tangan dan kaki untuk bekerja, menggunakan telinga untuk mendengar ajaran islam yang sesuai alquran dan hadits, tidak mendengarkan ajaran yang tidak sesuai alquran dan hadits, menggunakan harta kita untuk memajukan usaha untuk bermanfaat kepada orang lain dan kita melakukannya karena Allah. Menggunakan otak kita untuk belajar memahami karena seringnya kita salah memahami detail ilmu. Menggunakan kaki kita untuk pergi ketempat yang diridhai Allah, mencatat transaksi keuangan bisnis, mulut untuk berdzikir, hati juga berdzikir, dan seluruh nikmatnya kita gunakan untuk keridhaan Allah saja
Semakin banyak bersyukur atau menggunakan nikmat dan potensi yang Allah berikan kepada kita, maka semakin banyak kebaikan dunia dan akhirat yang akan dihasilkan oleh kita, dan kebaikan dunia dan akhirat itu kan kembali juga kepada kita. PASTI