Taubat adalah mengucapkan kalimat istighfar,
menyesali kesalahan (bukan meratapi) ,
BERTINDAK dengan CARA YANG BERBEDA
dan LAKUKAN SEKARANG JUGA
Keterangannya :
Keterangan Kalimat istighfar yang utama adalah
SUDAH atau BELUM dilakukan kesalahan maka mintalah ampunannya dengan melafadzkan sebagai berikut :
menyesali kesalahan (bukan meratapi) ,
BERTINDAK dengan CARA YANG BERBEDA
dan LAKUKAN SEKARANG JUGA
Keterangannya :
Keterangan Kalimat istighfar yang utama adalah
SUDAH atau BELUM dilakukan kesalahan maka mintalah ampunannya dengan melafadzkan sebagai berikut :
Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا
عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ
مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ
بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ
يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ
قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ
يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Sayyid istighfar itu seorang hamba mengucapkan, ‘Ya Allah, Engkau Rabb-ku.
Tiada sembahan yang berhak disembah, kecuali Engkau. Engkau telah
menciptakanku dan aku hambaMu. Aku berada dalam jaminanMu dan janjiMu
semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang Engkau ciptakan.
Aku akui nikmatMu kepadaku dan aku akui dosa-dosaku. Maka, ampunilah
aku. Sebab, sesungguhnya, tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa,
kecuali Engkau’. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Siapa yang mengucapkannya di siang hari dengan meyakininya, lalu
meninggal dunia pada hari itu sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk
penghuni Surga. Siapa saja yang mengucapkannya di malam hari dengan
meyakininya, lalu meninggal dunia sebelum masuk waktu pagi, maka ia masuk Surga’.”
(HR. Al Bukhari nomor 6323)
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih
Menyesali Kesalahan
Menyesal tidak berarti meratapi, Sama sama menangisi kesalahan, perbedaannya menyesal adalah tetap memiliki keinginan untuk bertindak lebih baik lagi dan tetap memiliki keinginan untuk tidak berbuat kesalahan yang sama. Untuk tidak berbuat kesalahan yang sama maka BERTINDAK dengan CARA Yang BERBEDA dengan harapan agar Allah mengampuni kesalahan yang SUDAH dilakukan
LAKUKAN SEKARANG JUGA
Surat An-Nisa' Ayat 18
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ
لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ
الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ
كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih
Tetap Semangat Meminta Ampun dan Bertindak Lebih Baik
“Katakanlah:
“Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53)