Iman Kepada Takdir

Iman Kepada Takdir (Baik dan Buruk)
“Allah telah menulis takdir seluruh makhluk ciptaan-Nya
sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”
(HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam (pena). Allah berfirman kepada qalam tersebut,“Tulislah”. Kemudian qalam berkata,“Wahai Rabbku, apa yang akan aku tulis?” Allah berfirman,“Tulislah takdir segala sesuatu yang terjadi hingga hari kiamat.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud).

Dari Ubadah bin Shomit, beliau pernah mengatakan pada anaknya, ”Engkau tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk dan engkau harus mengetahui bahwa apa saja yang akan menimpamu tidak akan luput darimu dan apa saja yang luput darimu tidak akan menimpamu. Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Takdir itu demikian. Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak beriman seperti ini, maka dia akan masuk neraka.” (Shohih. Lihat Silsilah Ash Shohihah no. 2439)
Nabi Muhammad SAW. Dalam sabdanya,
 Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah;
Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dan Waki';
Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abdullah bin Numair Al Mahdani dan lafazh ini miliknya;
Telah menceritakan kepada kami Bapakku dan Abu Mu'awiyah dan Waki' mereka berkata;
Telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Zaid bin Wahb dari 'Abdullah dia berkata;
Telah menceritakan kepada kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu -Ash Shadiq Al Mashduq-(seorang yang jujur menyampaikan dan berita yang disampaikannya adalah benar):
'Sesungguhnya seorang manusia mulai diciptakan dalam perut ibunya
setelah diproses selama empat puluh hari.
Kemudian menjadi segumpal daging pada empat puluh hari berikutnya.
 Lalu menjadi segumpal daging pada empat puluh hari berikutnya.
Setelah empat puluh hari berikutnya, Allah pun mengutus seorang malaikat untuk menghembuskan ruh ke dalam dirinya
dan diperintahkan untuk menulis empat hal;
rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara atau bahagianya.
' Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia,
sungguh ada seseorang darimu yang mengerjakan amal perbuatan ahli surga,
hingga jarak antara dirinya dan surga hanyalah satu hasta,
namun suratan takdir rupanya ditetapkan baginya hingga ia mengerjakan amal perbuatan ahli neraka dan akhirnya ia pun masuk neraka.
Ada pula orang yang mengerjakan amal perbuatan ahli neraka,
hingga jarak antara ia dan neraka hanya satu hasta,
namun suratan takdir rupanya ditetapkan baginya
hingga kemudian ia mengerjakan amal perbuatan ahli surga
dan akhirnya ia pun masuk surga.'
Telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim keduanya dari Jarir bin 'Abdul Hamid; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim; Telah mengabarkan kepada kami 'Isa bin Yunus; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku Abu Sa'id Al Asyaj; Telah menceritakan kepada kami Waki'; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakannya kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz; Telah menceritakan kepada kami Bapakku; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah bin Hajjaj seluruhnya dari Al A'masy melalui jalur ini, dia berkata di dalam Hadits Waki'; sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dimulai dari perut ibunya selama empat puluh malam. Dan di sebutkan di dalam Hadits Mu'adz dari Syu'bah empat puluh malam, kemudian empat puluh hari. Sedangkan di dalam Hadits Jarir, empat puluh hari.
(Shahih Muslim No.4781)

 Katakanlah:
"Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami.
Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal"
(Surat At-Taubah Ayat 51)

 Dari Ubadah bin Shomit, beliau pernah mengatakan pada anaknya,
”Engkau tidak dikatakan beriman kepada Allah
hingga engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk
dan engkau harus mengetahui
bahwa apa saja yang akan menimpamu tidak akan luput darimu
dan apa saja yang luput darimu tidak akan menimpamu.
 Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Takdir itu demikian.
Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak beriman seperti ini,
maka dia akan masuk neraka.”
 (Shohih. Lihat Silsilah Ash Shohihah no. 2439)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan.
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu.
 Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.
Jika engkau tertimpa suatu musibah,
maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’
Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah.
Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’
Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.”
(HR. Muslim)

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam:
 “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. 
Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.”
 (HR Tirmidzi 2065)

perkataan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu ketika seseorang bertanya kepada beliau tentang takdir:

عبد الملك بن هارون بن عنترة ، عن أبيه ، عن جده قال : أتى رجل علي بن أبي طالب رضي الله عنه فقال : أخبرني عن القدر ، ؟ قال : « طريق مظلم ، فلا تسلكه» قال : أخبرني عن القدر ؟ قال : بحر عميق فلا تلجه « قال : أخبرني عن القدر ؟ قال : » سر الله فلا تكلفه

Abdul Malik bin harun bin ‘Antharah mendapatkan riwayat dari bapaknya dari kakeknya, beliau berkata: “Seseorang mendatangi Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, lalu bertanya:
 “Beritahukan kepadaku tentang takdir?”,
beliau menjawab: “Jalan yang gelap janganlah engkau jalani”,
orang ini mengulangi pertanyaannya,
dijawab oleh beliau:
“Laut yang dalam maka janganlah engkau menyelam ke dalamnya”,
orang ini mengulangi pertanyaannya,
beliau menjawab: “Rahasia Allah  maka jangan engkau membebani dirimu”.
 Lihat kitab Asy Syari’ah, karya Al Ajurry, 1/476.

Allah Tidak Mendzalimi HambaNya
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun,
akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri
QS. Yunus [10] : 44

Allah Memberikan Potensi dan Pilihan Kepada Manusia 
Menyikapi Yang Terjadi
"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya"
 (As-Syam 91:8-10)

LAKUKAN TUGASMU SEBAGAI HAMBA
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
( Surat Al-Anbiya Ayat 23)
Share:

Total Pageviews

Banyak Dibaca Minggu Ini

Cloud Label

Fashion (9)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Foto Original

Foto Original

Label

Disponsori Oleh :


sponsor

Artikel Terbaru

sponsor
sponsor
sponsor

Arsip Blog