Tawakal

Allah SWT berfirman,
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah,
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.”
(QS Ath-Thalaq: 3)

Rasulullah SAW bersabda,
“JIka kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal kepada-Nya,
niscaya Dia akan memberimu rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung.
Burung itu keluar dari sarangnya di pagi hari dalam keadaan perut yang kosong dan pulang di sore hari dalam keadaan perut terisi penuh.”
 (HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Tawakal adalah Mewakilkan atau Menyerahkan
Tawakal adalah menyerahkan segala sesuatu kepada Allah
Tawakkal adalah
Hati seorang hamba mengakui bahwa hasil hanyalah hak (wilayah) Allah dan tidak ada sekutu bagiNya
Jasad bertindak sebagai bentuk murni penghambaan

 Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Rahasia tawakkal dan hakekatnya adalah kepasrahan dan ketergantungan hati kepada Allâh semata. Tidaklah tercela mengambil sebab (melakukan usaha-red) dengan tetap menjaga hati (agar bebas-red) dari ketergantungan kepada sebab tersebut. Adalah merupakan sebuah kesia-siaan, orang yang mengatakan, “Saya bertawakkal kepada Allâh Azza wa Jalla ” tetapi ia bersandar, bergantung dan memiliki keyakinan kepada selain-Nya

Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram

 Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau di masjid seraya berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikitpun, sampai rizkiku datang sendiri”. Maka beliau berkomentar, “Ia adalah laki-laki yang tidak mengenal ilmu. Sungguh Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku dalam bayang-bayang tombak perangku (baca: ghonimah)’. Dan beliau juga bersabda, ‘Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah memberimu rizki sebagaimana yang diberikanNya kepada burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.’ (Hasan Shohih. HR.Tirmidzi). Selanjutnya Imam Ahmad berkata, “Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan mengelola pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita.” (Fathul Bari, 11/305-306)

 Diantara yang menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha adalah sebuah hadits. Seseorang berkata kepada Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam, “Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakkal ?
” Nabi bersabda, “Ikatlah kemudian bertawakkallah kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi dan dihasankan Al Albani dalam Shohih Jami’ush Shoghir).

 Dalam riwayat Imam Al-Qudha’i disebutkan bahwa Amr bin Umayah RadhiyAllahu ‘anhu berkata,
“Aku bertanya, ‘Wahai Rosululloh!! Apakah aku ikat dahulu unta tungganganku lalu aku berTawakkal kepada Allah, ataukah aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal?’,
Beliau menjawab, ‘Ikatlah untamu lalu bertawakkallah kepada Allah.”
 (Musnad Asy-Syihab, Qayyidha wa Tawakkal, no. 633, 1/368)
Tawakkal adalah
Hati seorang hamba mengakui bahwa hasil hanyalah hak (wilayah) Allah dan tidak ada sekutu bagiNya
Jasad bertindak sebagai bentuk murni penghambaan
Share:

Total Pageviews

Banyak Dibaca Minggu Ini

Cloud Label

Fashion (9)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Foto Original

Foto Original

Label

Disponsori Oleh :


sponsor

Artikel Terbaru

sponsor
sponsor
sponsor

Arsip Blog