Doa adalah Permohonan
Doa adalah permohonan hanya kepada Allah disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan
Tadharru’ adalah sebuah istilah yang berarti ketundukan diri yang sangat dan rasa malu yang disebabkan oleh rasa putus asa dan ia diekspresikan ketika seseorang mencapai keadaan kritis. Imam Ahmed ibn Hambal menjelaskan dengan mengatakan, ”Bayangkan seseorang yang tenggelam di tengah lautan dan yang dimilikinya hanyalah sebatang kayu yang digunakannya supaya terapung. Ia menjadi semakin lemah dan gelombang air asin mendorongnya semakin dekat pada kematian. Bayangkanlah ia dengan tatapan matanya yang penuh harapan menatap ke arah langit dengan putus asa sambil berteriak Ya Tuhanku, Tuhanku!!!!! Bayangkanlah betapa putus asanya dia dan betapa tulusnya ia meminta pertolongan Tuhan. Itulah yang disebut dengan tadharru di hadapan Tuhan”.
Berdoalah hanya kepada Allah
“hanya kepada-Mu kami menyembah
dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”
(QS. Al Fatihah: 5)
Doa adalah permintaan dan bukanlah tuntutan hawa nafsu
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya,
Allah menyesatkannya berdasarkan ilmu-Nya
dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutupan atas penglihatannya?
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (menyesatkannya)”.
Surat Al-Jaatsiyah: 23
Doa PASTI dikabulkan
Dalam kitab at-Tirmidzi dari Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu,
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
"Tidaklah seorang Muslim di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah dengan sebuah doa melainkan Allah pasti mengabulkan permintaannya,
atau Dia menyingkirkan keburukan darinya (sebagai gantinya) dengan sebesar permintaannya (dari sisi kualitas dan kuantitas),
selama dia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa atau pemutusan silaturrahim'.
Maka seorang laki-laki dari suatu kaum berkata,
'Kalau begitu kami akan memperbanyak (doa)'.
Nabi menjawab, 'Allah (memiliki karunia) lebih banyak (daripada permintaanmu)'."
Takhrij Hadits: Hasan Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad 5/329; at-Tirmidzi, Kitab ad-Da'awat, Bab Fi Intizhar al-Faraj, 5/566, no. 3573
Takhrij Hadits: Hasan Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad 5/329; at-Tirmidzi, Kitab ad-Da'awat, Bab Fi Intizhar al-Faraj, 5/566, no. 3573
“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:
/Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa/
(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)”
(HR. Muslim no. 2721, At Tirmidzi no. 3489, Ibnu Majah no. 3105, Ibnu Hibban no. 900 dan yang lainnya)
Derajat hadits
Hadits ini shahih tanpa keraguan, semua perawinya tsiqah. Dan hadits ini juga dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya, yang sudah cukup menjadi indikasi shahihnya hadits tersebut.
Penjelasan hadits
Dalam doa ini, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan kita untuk memohon 4 hal, yaitu:
Al Hudaa (petunjuk)
At Tuqaa (ketaqwaan)
Al ‘Afaaf (keterjagaan)
Al Ghina (kekayaan)
Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri.
Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu
dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.
(HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480)
Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram,
dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.
(HR. Tirmidzi no. 3563)
Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku;
perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku;
perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku!
Jadikanlah -ya Allah- kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan
dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan.
(HR. Muslim no. 2720)
Hasil dari Doa adalah tidak diketahui waktunya tetapi PASTI dikabulkan
salah seorang sahabat bertanya,
"Ya Rasulullah,
pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah."
Rasulullah menjawab, "Perbanyaklah berdoa.
Sesungguhnya kamu tidak
mengetahui kapan doamu akan terkabul."
(HR Ath-Thabrani)
Doa penuh keyakinan
Rasulullah Saw. juga bersabda:
“Hati manusia adalah kandungan
rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu
mohon sesuatu kepada Allah ‘Azza wa Jalla maka mohonlah dengan penuh
keyakinan bahwa doamu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan doa
orang yang hatinya lalai dan lengah.” (HR. Ahmad)
Doa yang yakin adalah sinergi
Doa yang terdiri atas 5 hal
1. Hati dan pikiran memohon yang diinginkan
2. Kata kata memohon yang diinginkan
3. Tindakan menuju apa yang diinginkan
4. Tawakkal, penyerahan total hasil mutlak adalah dari Allah sebagai rabb
5. Menerima hasil , jika sukses maka bersyukur dan jika masih gagal maka bersabar dengan cara bertindak dengan cara berbeda, terus dan terus sampai menghasilkan apa yang kita inginkan
Nabi Berdoa, Sahabat Nabi Berdoa
Semua yang mengikuti Jalan Allah Melakukan Doa
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’aala,
maka Allah ta’aala murka kepadaNya.”
(HR Ahmad 9342)
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’aala,
maka Allah ta’aala murka kepadaNya.”
(HR Ahmad 9342)