Pasif Income dan Sedekah Jariyah

Hotel sayyidina usman bin affan ra, 

Teori Pasif income bersumber dari petunjuk Allah yaitu Sedekah Jariyah
Passive Income Untuk Dunia
Sedekah Jariyah Untuk Akhirat
Kaya Dunia Akhirat Berarti Memiliki Passive Income DAN Sedekah Jariyah

Passive Income
Memiliki penghasilan dari bisnis atau apapun tanpa harus banyak terlibat didalamnya, dilakukan dengan sistem dan managemen yang terbukti berhasil dengan niat dan tujuan supaya mandiri, hanya bergantung kepada Allah sehingga tidak bergantung kepada manusia dalam hal kebutuhan dunia dan tidak meminta minta kepada manusia dan juga bisa saling tukar manfaat dengan orang lain yang jika diniatkan untuk akhirat maka akan menjadi kaya didunia DAN diakhirat

Contoh Passive Income
Rumah Kost
Rumah Toko Yang Dikontrakkan
Rumah Biasa Yang Dikontrakkan
Sawah Dengan Bagi Hasil
Memiliki Bisnis Gorengan dengan memiliki karyawan puluhan
Memiliki bisnis cilok dengan memiliki karyawan puluhan atau ratusan
Memiliki bisnis komputer dengan memiliki karyawan
Memiliki bisnis warung kopi dengan memiliki karyawan
dan semua bisnis yang menghasilkan tanpa harus banyak terlibat didalamnya, dilakukan dengan sistem dan managemen yang terbukti berhasil dengan niat dan tujuan supaya mandiri, hanya bergantung kepada Allah sehingga tidak bergantung kepada manusia dalam hal kebutuhan dunia dan tidak meminta minta kepada manusia dan juga bisa saling tukar manfaat dengan orang lain  

Sedekah Jariyah
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): 
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
 (HR. Muslim no. 1631)
Selalu Berusaha Niatkan Untuk Akhirat Supaya Kaya Didunia dan Kaya Diakhirat
Jika niat hanya untuk dunia saja maka akan miskin di akhirat
Didunia dan Di akhirat kita membutuhkan Allah (Pencipta, Pemilik, Penguasa)
MINTA DAN USAHAKAN DUA DUANYA !!!!

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, 
niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. 
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” 
(QS. Hud [11] : 15-16)

Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhu- menafsirkan surat Hud ayat 15-16. Beliau –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan, “Sesungguhnya orang yang riya’, mereka hanya ingin memperoleh balasan kebaikan yang telah mereka lakukan, namun mereka minta segera dibalas di dunia.”

Ibnu ‘Abbas juga mengatakan, “Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah: “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”.” Perkataan yang sama dengan Ibnu ‘Abbas ini juga dikatakan oleh Mujahid, Adh Dhohak dan selainnya.

Qotadah mengatakan, “Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan sholehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai balasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlash dalam beribadah (yang hanya ingin mengharapkan wajah Allah), dia akan mendapatkan balasan di dunia juga dia akan mendapatkan balasan di akhirat.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, tafsir surat Hud ayat 15-16)
Share:

Total Pageviews

Banyak Dibaca Minggu Ini

Cloud Label

Fashion (9)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Foto Original

Foto Original

Label

Disponsori Oleh :


sponsor

Artikel Terbaru

sponsor
sponsor
sponsor

Arsip Blog