Hukum Tathayyur (Merasa Sial)

Tathayyur adalah merasa sial dikarenakan sesuatu hal  
Ahlus Sunnah tidak percaya kepada thiyarah atau tathayyur.
Tathayyur atau thiyarah yaitu merasa bernasib sial karena sesuatu

Kebenarannya adalah Gagal atau Berhasil,
Nikmat atau Musibah Semua Ketetapan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, 
mereka berkata: ‘Ini disebabkan (usaha) kami.’ 
Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu 
kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. 
Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, 
akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”
 [Al-A’raaf: 131] 

Telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, ia berkata:
 “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَنْ يَقُوْلَ أَحَدُهُمْ :اَللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ.

Barangsiapa mengurungkan niatnya karena thiyarah, maka ia telah berbuat syirik.”
 Para Sahabat bertanya: “Lalu apakah tebusannya?” 
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: 
“Hendaklah ia mengucapkan: 
‘Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau,
 tiadalah burung itu (yang dijadikan objek tathayyur) melainkan makhluk-Mu 
dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.’”

HR. Ahmad (II/220), dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir da-lam Tahqiiq Musnad Imam Ahmad (no. 7045). Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1065).

“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik 
dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). 
Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.
HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 909), Abu Dawud (no. 3910), at-Tirmidzi (no. 1614), Ibnu Majah (no. 3538), Ahmad (I/389, 438, 440), Ibnu Hibban (Mawaariduzh Zham’aan no. 1427), at-Ta’liiqatul Hisaan ‘alaa Shahiih Ibni Hibban (no. 6089) dan al-Hakim (I/17-18). Lafazh ini milik Abu Dawud, dari Sahabat Ibnu Mas’ud . Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 429).

Cara agar tidak tathayyur
Lakukan Saja Hal Yang Disyariatkan
 Karena Tidak Ada Musibah Atau Nikmat Kecuali Dari Allah
Share:

Total Pageviews

Banyak Dibaca Minggu Ini

Cloud Label

Fashion (9)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Foto Original

Foto Original

Label

Disponsori Oleh :


sponsor

Artikel Terbaru

sponsor
sponsor
sponsor

Arsip Blog